Topics :

Wednesday 13 March 2013

Rematik Ancam Kaum Muda, Waspadalah !!!


Rematik Ancam Kaum Muda, Waspadalah !!!


Informasi KesehatanRematik biasanya identik dengan penyakit yang menyerang mereka yang berusia lanjut. Namun, gaya hidup yang tidak sehat, membuat penyakit ini mulai menyerang kaum muda. Rematik merupakan suatu istilah umum pada gangguan yang berhubungan dengan sendi, otot, dan jaringan lunak tubuh. Rasa nyeri tersebut dapat menimbulkan gejala pegal linu, encok, kejang otot, dan saraf terjepit. Tak hanya menyerang sendi, rematik juga mengenai otot, tendon atau urat, tulang rawan, dan tulang. 

Penyebabnya tidak melulu karena usia lanjut, faktor keturunan dan gaya hidup kini cenderung menjadi pencetusnya. “Rematik mengancam bukan hanya karena umur. Penyakit ini bisa mendera semua orang dari segala kalangan umur, jenis kelamin, golongan, dan tidak terpengaruh faktor geografis,” ungkap Dr Rizasyah Daud, Dirut RS Azra Bogor dalam seminar kesehatan “Mengenal Penyakit Rematik dan Penanggulangannya” di IPB International Convention Centre, belum lama ini. 

Rematik sendiri terdiri atas beberapa jenis. Pertama, osteoartritis (pengapuran sendi). Ini merupakan penyakit rematik yang terjadi secara alami karena bertambahnya usia dan adanya kerusakan rawan sendi pada kedua ujung tulang tempat terbentuknya persendian. Pada tingkat awal, ditandai dengan permukaan rawan sendi mulai tidak merata dan menyebabkan rasa nyeri pada sendi saat digunakan, namun hilang saat sendi tidak digunakan. 

Lalu sendi akan nyeri terus-menerus, bahkan pada saat tidur malam hari. Ketika sendi sudah menyatu (ankylosis) dan pengikat sendi mengendur (laxity), maka penderita akan menuju kelumpuhan sendi. Bila osteoartritis menyerang tulang belakang, akan menimbulkan nyeri pada tengkuk, nyeri pinggang akibat terjepitnya saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang karena adanya penekanan atau pengapuran pada syaraf tulang belakang. 

Menurut dr Daud, saat nyeri menyerang, langkah yang paling mudah dilakukan adalah mengonsumsi paracetamol untuk menghilangkannya. Bila terus terjadi, dokter akan memberikan obat anti-inflamasi dan suntikan steroid intra-artikular dalam dosis tertentu. Di samping pengobatan, langkah diet juga harus dilakukan. Bagi penderita osteoartritis, menurut dr Karina R Ekawidyani, dosen gizi di IPB, pengurangan 5 kg pada penderita, akan menghilangkan risiko penyakit sebesar 50%. Jangan lupa lakukan diet dengan banyak asupan yang mengandung antioksidan (vitamin C, E, betakaroten, dan selenium), kalsium (yang banyak terdapat pada susu, brokoli, ikan teri), folat, dan vitamin B6, B12, dan D yang terdapat pada daging dan ikan. Jenis rematik yang kedua adalah artritis gout (pirai). 

Penyakit ini biasanya ditandai dengan pembengkakan pada jempol kaki. Penyebabnya adalah peningkatan asam urat darah yang membentuk kristal dan mengendap persendian serta jaringan lunak seperti pada daun telinga. Orang yang memiliki garis keturunan dengan penyakit gout, maka kemungkinannya lebih besar. Selain itu, orang dengan kadar asam purin yang tinggi dan menderita gangguan ginjal yang menghambat pengeluaran asam urat pada ginjal akan cenderung menderita gout. Uniknya, gout tidak menyerang wanita. Kemungkinannya, 95% wanita di usia produktif (masih menstruasi) tidak akan mengalaminya, dan hanya 5% sisanya karena faktor keturunan.

Pengobatan artritis gout tidak hanya menurunkan kadar asam urat karena menurut dr Daud, yang harus dihilangkan tahap pertama adalah nyeri sendi dengan obat anti-inflamasi non-steroid, kolkisin, kortikosteroid sistemik(IA). Lalu dalam tahap dua, diberi allupurinol dan obat-obatan uricosuric untuk menurunkan asam urat. Ketiga, rematik jenis artritis rheumatoid (AR). 

Penyakit ini cenderung diderita oleh wanita (3x lebih sering dibanding pria), golongan usia produktif (25–50 tahun), dan dapat pula terjadi pada anak karena faktor keturunan. Penyebabnya memang belum diketahui pasti, namun ada penelitian terjadi karena kelainan respons sistem kekebalan tubuh yang balik menyerang tubuh sendiri. 

“Bila Anda menderita AR disarankan jangan terpengaruh pada iklan pengobatan tradisional. Hubungi segera internis (ahli penyakit dalam) sebelum rematik semakin parah,” saran dr Daud. Penderita rematik cenderung merasa hidupnya sudah tidak dapat bergerak bebas lagi. Untuk itu, dibutuhkan terapi rehabilitasi medik. 

Menurut dr Herlinawati Teruna, spesialis terapi rehabilitasi RS Azra Bogor, “Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan fungsional seseorang sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup dengan mencegah atau mengurangi kecacatan semaksimal mungkin.”
 
Jenis rematik terakhir adalah osteoporosis. Ditandai dengan masa tulang yang rendah dan gangguan mikro arsitektur tulang hingga menyebabkan peningkatan kerapuhan tulang dan memungkinkan tulang patah, penyakit ini diderita terutama pada wanita pasca-menopause, dan faktor keturunan. Penyakit ini terjadi tanpa gejala. Karenanya, tindakan pencegahan sedari dini dapat dilakukan dengan tidak merokok dan mengonsumsi alkohol, berolahraga teratur, dan banyak mengonsumsi kalsium dan vitamin D. (berbagai sumber)

0 on: "Rematik Ancam Kaum Muda, Waspadalah !!!"