Diet Untuk Epilepsi
EPILEPSI atau ayan adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan
serangan mendadak berulang-ulang tak beralasan.Penyakit ini menyerang
syaraf otak sehingga efektivitasnya berlebih dan penderitanya mengalami
kesulitan untuk berfikir.Ada diet yang cocok untuk penderita epilepsi,
sebutannya adalah diet ketogenik.Penyakit epilepsi merupakan gejala yang
bisa menimpa siapa saja baik itu anak-anak atau orang dewasa. Bahaya
utama dari penyakit ini bukanlah sifatnya yang menular, melainkan waktu
kekambuhannya yang tak dapat diduga yang tak hanya dapat mencederai
penderitanya sendiri, tapi juga orang-orang di sekitarnya.
Meski
begitu, epilepsi tidaklah identik dengan keterbelakangan mental. Bahkan
beberapa orang ternama juga menderita penyakit ini, sebut saja Isaac
Newton, Agatha Christie, Julius Cesar, dan Napoleon Bonaparte. Epilepsi
dapat disembuhkan dengan beberapa obat seperti carbamazepine, carbatrol,
clobazam, dan clonazepam yang terlebih dahulu mesti dikonsultasikan ke
dokter. Atau, dapat juga dengan cara diet ketogenik & diet glutamat
dan aspartat.
Diet Katogenik :
Selain dengan
mengkonsumsi obat anti epilepsi, ternyata terdapat metode lain yang
mampu mengurangi kemungkinan timbulnya kejang pada pasien epilepsi.
Metode tersebut dikenal dengan nama program diet ketogenik. Faktanya,
diet ketogenik telah dikenal sejak tahun 1920-an. Namun metode ini mulai
ditinggalkan seiring dengan ditemukannya obat anti-epilepsi. Diet ini
dilakukan dengan jalan mengurangi konsumsi karbohidrat dan menggunakan
lemak sebagai sumber energi utama. Contohnya dengan mengkonsumsi makanan
kadar lemak tinggi seperti coklat, mentega, daging, dan mayonaise,
serta menghindari konsumsi nasi dan kentang .
Karena
menggunakan lemak sebagai sumber energi, maka proses pembentukan energi
berlangsung melalui pembakaran lemak. Proses pembakaran lemak dapat
meningkatkan jumlah senyawa keton dalam tubuh yang merupakan senyawa
sisa pembakaran lemak. Keton inilah yang dianggap dapat mencegah
kerusakan sistem saraf pusat yang pada akhirnya dapat menurunkan
frekuensi kejang.
Diet ini terbukti dapat menurunkan
frekuensi timbulnya kejang pada anak-anak, namun diet ini relatif sulit
dijalankan. Karena pasien hanya diperbolehkan mengkonsumsi makanan
berlemak, maka tubuh akan mengalami kekurangan berbagai nutrisi yang
penting, seperti vitamin B, C dan D. Resiko yang lebih besar adalah
terjadinya penurunan gula darah secara drastis akibat pembatasan
konsumsi karbohidrat termasuk gula. Diare dan gangguan batu ginjal juga
kerap terjadi. Dengan demikian sebelum dan selama menjalankan program
diet ini, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Diet glutamat dan aspartat :
Selain
diet ketogenik, ada diet lain yang juga dapat membantu mengontrol
gejala kejang pada pasien epilepsi. Diet ini dilakukan dengan membatasi
asupan glutamat dan aspartat. Diet ini relatif lebih mudah dilakukan
karena hanya perlu menghindari makanan yang mengandung glutamat dan
aspartat saja.
Asam amino glutamat dan aspartat dapat
menyebabkan stimulasi saraf secara berlebihan sehingga memicu timbulnya
kejang pada pasien epilepsi. Glutamat lazim dikonsumsi dalam bentuk
Mono Sodium Glutamat (MSG), yang banyak digunakan sebagai penyedap
makanan. Sedangkan aspartat dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi
aspartam yang digunakan sebagai pemanis buatan. Jadi, cara mudah untuk
menghindari timbulnya kejang adalah dengan menjauhi makanan yang
menggunakan penyedap rasa dan pemanis buatan. Cukup mengkonsumsi makanan
yang alami saja.
0 on: "Diet Yang Baik Untuk Pengobatan Epilepsi"